Posts

Showing posts from April, 2024

Mandalika

  Zaman Dahulu Kala terdapat kerajaan yang menghadap ke hampar Samudra Hindia, Kerajaan Sekar Kuning di negeri Tonjeng Beru. Sang raja, Raden Panji Kusuma juga dikenal dengan sebutan Tonjeng Beru, memiliki istri bernama Dewi Seranting. Keduanya terkenal rupawan, mereka pun hidup harmonis dan memerintah dengan bijaksana hingga rakyat hidup sejahtera. Hari yang dinanti tiba, raja dan ratu dikaruniai keturunan. Seorang putri berparas cantik yang diberi nama Mandalika. Melihat sikap sehari-hari orang tuanya, Putri Mandalika tumbuh menjadi gadis santun, rendah hati, dan sangat menyayangi rakyat. Ia bahkan rela membantu warga dengan tangannya sendiri, tanpa memikirkan jika dirinya adalah seorang ningrat. Tak heran jika Putri Mandalika juga dicintai rakyat hingga selalu dibanggakan sampai ke pelosok negeri. Gosip dari mulut ke mulut mengenai paras rupawan dan budi baiknya membuat banyak pangeran, dari kerajaan-kerajaan yang dekat maupun jauh, hendak memperistri Putri Mandalika. Mereka...

Jaka Tarub

  Pada masa lalu hiduplah seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Dia merupakan pemuda desa yang gemar berburu. Suatu hari, dia sedang berburu di tengah hutan. Selama seharian Jaka Tarub belum menemukan hewan buruan. Dia masuk hutan makin dalam. Di tengah belantara, sayup-sayup dia mendengar suara beberapa wanita sedang berbincang dan bercanda disertai gemericik air. Yang membuatnya sangat penasaran ini suara perempuan atau suara kuntilanak ngapain pula ditengah hutan gini ada sekumpulan perempuan sedang bercanda. Berjalanlah dia kearah sumber suara. Betapa terkejutnya dia saat melihat ternyata ada sekelompok bidadari yang tengah mandi di telaga. Paras para bidadari itu sangatlah cantik. Kemudian timbul sebuah ide gila. Jaka Tarub menyembunyikan salah satu baju milik bidadari itu. Menjelang sore, para bidadari itu selesai mandi. Mereka mengenakan pakaian mereka kembali dan pulang menuju langit. Namun, ada satu bidadari yang tertinggal dan tidak ikut pulang. Sebab, dia kehilangan pak...

Lutung Kasarung

  Zaman Dahulu kala, hiduplah seorang putri yang bernama Purbasari. Ia merupakan anak bungsu dari enam orang kakak perempuan yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan Purbaleuih. Mereka merupakan anak dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja dari kerajaan pasir batang. Si Bungsu, Purbasari memiliki sifat yang sangat baik, lembut, manis budi, dan suka menolong. Siapapun yang membutuhkan pertolongannya, Purbasari senang hati Selain memiliki hati yang baik, Purbasari juga memiliki wajah yang cantik dan rupawan. Setiap orang yang melihatnya akan jatuh hati pada pandangan pertama. Namun sayangnya, sang Kakak Purbararang memiliki sifat yang sebaliknya. Walaupun berparas cantik, Purbararang dikenal memiliki sifat yang kasar, sombong, kejam, iri hati pada siapapun. Nenek sihir yang jahat kemudian memberikan boreh, atau zat berwarna hitam yang dibuat dari tumbuhan kepada Purbararang. “Semburkan boreh ini kewajah dan seluruh tubuh Purbasari” ujar ne...

Roro Jongrang dan Bandung Bondowoso

  Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Prambanan. Kerajaan itu dipimpin oleh Prabu Baka. Prabu Baka adalah raja yang sangat baik. Rakyat kerajaan Prambanan pun hidup makmur. Sementara itu, di tempat lain, ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Pengging. Berbeda dengan Prabu Baka, Raja Pengging memiliki sifat yang sangat buruk. la suka berperang untuk memperluas kekuasaan kerajaannya. Kerajaan Pengging memiliki ksatria sakti bernama Bondowoso. Bondowoso memiliki senjata yang sangat kuat dan pasukan jin. Bondowoso lebih dikenal sebagai Bandung Bondowoso. Suatu hari, Raja Pengging ingin menaklukkan Kerajaan Prambanan. Ia pun memanggil Bandung Bondowoso untuk merebut Kerajaan Prambanan. “Aku perintahkan kau dan pasukanmu untuk merebut Kerajaan Prambanan!” perintah Raja Pengging. Bandung Bondowoso langsung menjalankan tugasnya. Ia dan pasukannya menyerang Kerajaan Prambanan. Dengan sangat mudah, Bandung Bondowoso berhasil menaklukkan Kerajaan Prambanan. Prabu Baka pun tewas. Seb...

Legenda Danau Toba

  Pada zaman dahulu di suatu desa di Sumatera Utara hiduplah seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan lahan pertaniannya untuk keperluan hidupnya sendiri. Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan. Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor iakan pun didapatnya. Kejadian yang seperti itu,tidak pernah dialami sebelumnya. Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing. Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan ...

Ande-ande Lumut

Image
  Dahulu kala berdirilah dua kerajaan besar di wilayah Jawa Timur, yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri. Kerajaan Jenggala dipimpin oleh Raja Jayanegara dan Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja Jayengrana. Untuk mempersatukan kedua kerajaan dan menghindari peperangan, maka dijalinlah sebuah ikatan pernikahan antara Panji Asmarabangun, putra Raja Jenggala, dengan Dewi Sekartaji, putri Raja Kediri. Suatu hari Kerajaan Jenggala diserang musuh. Ketika pertempuran itu berlangsung Dewi Sekartaji, melarikan diri dan berusaha untuk bersembunyi. Dewi Sekartaji menyamar sebagai gadis desa dan tinggal dengan seorang janda dengan tiga orang putrinya, yaitu Klenting Merah, Klenting Ijo, dan Klenting Biru. Kemudian Dewi Sekartaji diangkat menjadi anak, dan diberi nama Klenting Kuning. Namun klenting kuning tidak diperlakukan dengan baik. Setiap hari ia disuruh mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci memasak dan membersihkan rumah, namun Klenting Kuning sangat penurut ...

Malin Kundang

Image
Zaman dahulu ada seorang janda bernama Mande Rubayah yang hidup bersama anaknya bernama Malin Kundang. Mereka tinggal di sebuah perkampungan nelayan Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat. Mande Rubayah sangat menyayangi anak laki-lakinya dan memanjakan Malin Kundang hingga ia tumbuh jadi anak rajin dan penurut. Ketika Mande Rubayah sudah tua, ia hanya bisa bekerja sebagai penjual kue untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan anaknya. Suatu hari, anak laki-lakinya sakit keras hingga nyawanya hampir melayang namun masih bisa diselamatkan karena usaha keras ibunya. Saat tumbuh dewasa, Malin Kundang meminta izin kepada ibunya merantau ke kota, kebetulan ada kapal besar merapat di Pantai Air Manis. Sebenarnya Mande Rubayah sangat sedih dan sempat menolak permintaan Malin karena khawatir terjadi sesuatu pada Malin dan meminta Malin untuk menemani ibunya saja. Namun Malin meyakinkannya sambil menggenggam tangan ibunya. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan saat kapal besar yang datang sat...

Asal - usul Hanacaraka dan maknanya

Asal- Usul Hanacaraka Hanacaraka ini ditemukan oleh Ajisaka penguasa Medang Kamulan untuk mengenang kedua abdinya yang setia bernama Dora dan Sembada. Suatu ketika ada Kerajaan bernama Medang Kamulan. Kerajaan ini dipimpin raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang gemar makan manusia, menarik banyak upeti, pokoknya menyengsarakan rakyat Ajisaka yang saat itu yang adalah penduduk Pulau Majeti bermaksud membunuh Raja tersebut untuk membebaskan rakyat dari penderitaan. Ajisaka mengajak Dora untuk pergi bersamanya. Sebelum pergi Ajisaka menitipkan Pusaka pada Sembada dan berpesan "Jangan berikan siapapun membawa Pusaka ini kecuali Aku". Singkat Cerita Ajisaka menang dalam pertempuran melawan Raja Prabu Dewata Cengkar dan menjadi Raja yang bijaksana di Medang Kamulan. Suatu ketika Ajisaka teringat akan Pusakanya dan mengutus abdinya yang paling dipercaya yang bernama Dora untuk mengambil benda Pusakanya yang saat itu masih dijaga oleh Sembada. Ajisaka berpesan pada Dora...